Jum. Okt 10th, 2025

Pedagang Blok M Ramai-Ramai Tutup Kios, Ternyata Ini Biang Keroknya!

Pedagang Blok M Ramai-Ramai Tutup Kios, Ternyata Ini Biang Keroknya!
Pedagang Blok M Ramai-Ramai Tutup Kios, Ternyata Ini Biang Keroknya!
78 / 100 Skor SEO

Awal Mula Keributan di Blok M

Siapa yang nggak kenal Blok M? Kawasan legendaris di Jakarta ini udah lama jadi pusat belanja, nongkrong, dan berburu kuliner. Tapi belakangan, suasana di sana berubah jadi heboh gara-gara kabar yang viral di media sosial: pedagang beramai-ramai nutup kios mereka. Bukan cuma satu dua, tapi banyak yang kompak gulung terpal dan cabut. Kenapa? Jawabannya sederhana tapi bikin pusing: kenaikan tarif sewa yang bikin kantong pedagang jebol.

Menurut salah satu pedagang, sejak tahun 2025 harga sewa melonjak gila-gilaan. Bayangin aja, yang awalnya cuma 300 ribu bisa tembus 1,5 juta. Itu naiknya bukan lagi 100% atau 200%, tapi berkali-kali lipat. Nggak heran kalau pedagang kecil yang modalnya tipis jadi megap-megap.

Pedagang Kecil Jadi Korban

Para pedagang kuliner jadi yang paling kelimpungan. Mereka kan butuh listrik buat nyimpen bahan makanan, masak, sampai jaga dagangan tetap segar. Begitu biaya sewa naik, otomatis biaya lain ikut ngejar. Kalau listrik sampai diputus, bisa langsung rugi karena makanan basi. Jadi kondisi ini jelas bikin pedagang kayak jalan di ujung tanduk.

Salah satu pedagang bilang, “Kalau enggak dihidupin listriknya bisa basi masakannya. Jadi perlu preser ya mereka terpaksa harus menandatangani.” Kutipan ini nunjukin betapa mereka bener-bener nggak punya pilihan selain pasrah.

Gubernur Turun Tangan

Pedagang Blok M Ramai-Ramai Tutup Kios
Pedagang Blok M Ramai-Ramai Tutup Kios

Keributan ini nggak cuma berhenti di Blok M aja. Suaranya sampai ke Balai Kota. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, akhirnya buka suara. Dia bilang udah langsung negur Dirut MRT Jakarta. Soalnya, kawasan Blok M ini ternyata ada di bawah kerja sama MRT Jakarta sama salah satu koperasi pengelola.

Baca Juga  Terungkap! Dalang Penculikan & Pembunuhan Kepala Bank BUMN Ternyata Pengusaha Kondang

Pramono ngomong tegas, kalau kerja samanya udah kelewatan kayak gini, lebih baik dibatalin aja. “Kalau memang tidak bisa dijalankan itu kerja samanya, maka saya minta untuk dibatalkan. Enggak boleh,” tegasnya.

Masalahnya di Koperasi Pengelola

Jadi gini, di atas kertas sebenernya ada aturan soal tarif sewa. Ada batas bawah dan batas atas. Tapi kenyataannya, tarif yang ditarik ke pedagang jauh lebih tinggi dari batas atas itu. Artinya, ada dugaan kuat kalau koperasi main semena-mena. Apalagi momen Blok M yang lagi ramai didatengin orang malah dijadiin ajang buat naikin harga sewa gila-gilaan.

UMKM Harus Jadi Prioritas

Di tengah ribut-ribut ini, Pramono juga ngingetin kalau UMKM jangan sampai jadi korban. Menurut dia, pedagang kecil justru harus diprioritaskan karena merekalah yang jadi penggerak roda ekonomi di level masyarakat. Blok M yang udah mulai rame lagi seharusnya jadi momentum buat dorong pertumbuhan ekonomi, bukan malah bikin pedagang mundur teratur.

Kenapa Bisa Viral?

Cerita ini viral banget di media sosial karena nyentuh banyak orang. Banyak warganet yang bersimpati sama pedagang kecil. Mereka ngerasa kejadian kayak gini sering banget terjadi: pas ekonomi mulai bangkit, ada aja pihak yang naikin tarif seenaknya. Orang-orang pun rame nulis komentar, mulai dari yang ngasih dukungan sampai yang ngegas nyalahin pengelola.

Efek Domino ke Masyarakat

Pedagang Blok M Ramai-Ramai Tutup Kios

Kalau dipikir-pikir, tutupnya kios di Blok M bukan cuma masalah pedagang aja. Masyarakat juga kena getahnya. Bayangin kalau kios kuliner tutup, orang-orang kehilangan tempat makan favorit. Kalau kios fashion dan aksesoris gulung tikar, suasana Blok M jadi sepi lagi. Padahal kawasan ini baru aja bangkit setelah pandemi dan lesunya ekonomi.

Harapan dari Pedagang

Sebagian besar pedagang berharap ada solusi cepat. Mereka nggak minta banyak, cuma pengen tarif sewa yang wajar dan sesuai aturan. Kalau perlu, pengelolaan Blok M diambil alih langsung sama pemerintah biar lebih transparan. Soalnya kalau terus kayak gini, bisa-bisa Blok M tinggal sejarah doang.

Baca Juga  Rp100 Triliun Ditolak Mentah-Mentah! Koster Pilih Jaga Budaya Bali daripada Kasino

Seorang pedagang lain bilang, “Kami cuma mau dagang tenang, nggak dikejar-kejar biaya yang nggak masuk akal.” Simpel, tapi ngena banget.

Pemerintah Harus Gerak Cepat

Kalau dilihat dari respon Gubernur, ada kemungkinan besar kerja sama sama koperasi bakal dievaluasi bahkan dibatalin. Itu langkah yang cukup positif kalau beneran kejadian. Tapi yang jelas, pemerintah harus lebih awas biar kejadian kayak gini nggak terulang di tempat lain. Jangan sampai UMKM yang lagi susah malah tambah ditekan.

Gagalnya Kebijakan Tarif

Kasus Blok M ini jadi contoh nyata gimana kebijakan tarif bisa bikin geger satu kawasan. Pedagang kecil jelas nggak punya power buat melawan kalau tarif sewa seenaknya dinaikin. Untungnya, suara mereka sampai ke publik dan akhirnya bikin pemerintah turun tangan.

Sekarang tinggal ditunggu, apakah bener-bener bakal ada perubahan, atau cuma janji manis doang. Yang jelas, masyarakat bakal terus ngikutin berita ini, karena dampaknya bukan cuma buat pedagang Blok M, tapi juga buat wajah UMKM di Jakarta secara keseluruhan.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *