Kam. Okt 9th, 2025

Heboh! Pemilik Akun X “Bjorka” Ditangkap Polisi: Nggak Lulus SMK Tapi Bisa Bobol Data 4,9 Juta Nasabah

bjorka ditangkap
bjorka ditangkap
73 / 100 Skor SEO

Skandal Data yang Bikin Warga Geleng-Geleng

Kalau biasanya hacker identik sama orang yang pinter banget, jago coding, dan punya titel tinggi di bidang teknologi, kali ini cerita beda jauh. Seorang pemuda asal Sulawesi Utara dengan inisial WFT bikin heboh setelah ditangkap polisi karena dituduh sebagai pemilik akun X (Twitter) bernama Bjorka.

Yang bikin makin bikin heboh, ternyata WFT ini nggak lulus SMK, alias sekolahnya aja belum kelar. Tapi jangan salah, skill otodidaknya justru bikin ia bisa masuk ke ranah berbahaya: dark web, jual beli data, sampai bobol jutaan informasi nasabah bank swasta.

Kasus ini langsung bikin masyarakat resah. Bagaimana mungkin seorang anak muda tanpa latar belakang pendidikan tinggi bisa menembus sistem keamanan bank besar yang seharusnya dijaga ketat?


Kronologi Penangkapan: Dari Totolan ke Polda Metro Jaya

Ditangkap di Rumah Kekasih

Tanggal 23 September 2025, tim dari Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya akhirnya berhasil meringkus WFT. Lokasinya cukup bikin publik kaget: Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Bukannya di kafe dengan WiFi kenceng atau warnet gelap, justru WFT ditangkap di rumah sang kekasih, MGM.

Polisi datang tanpa banyak drama. Operasi berjalan mulus dan WFT langsung diamankan untuk diperiksa lebih lanjut.

Konfirmasi dari Polisi

AKB Pereional, Kasubid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, menjelaskan kalau WFT ini memang benar pemilik akun X dengan nama @Bjorkanesia yang sempat viral sekitar tahun 2020. Kasusnya dikaitkan dengan pembobolan 4,9 juta data nasabah bank swasta—angka yang gila banget kalau dipikir-pikir.

“Penangkapan ini dilakukan oleh jajaran Subdit 4 Direktorat Reserse Siber terkait pembobolan data nasabah bank swasta dengan jumlah mencapai jutaan,” kata AKB Pereional.


Siapa Sih WFT alias Bjorka?

Latar Belakang yang Nggak Nyangka

Beda sama hacker yang biasanya berasal dari universitas terkenal atau komunitas IT profesional, WFT ini punya cerita unik. Dia anak yatim piatu, hidup sederhana, bahkan harus menghidupi keluarganya sendirian.

Baca Juga  Polisi Selidiki Kebakaran Speedboat Cagub Malut: Apa yang Terjadi di Taliabu?

Lulusan SMK aja nggak, tapi di dunia maya dia bisa jadi “raksasa” yang ditakuti. Belajar IT cuma dari internet, komunitas forum, dan grup medsos.

Perjalanan Masuk ke Dark Web

Sejak tahun 2020, WFT mulai kenal dengan dunia dark web. Di situlah ia belajar teknik-teknik “underground” yang akhirnya membawanya ke bisnis jual beli data. Data yang berhasil dicuri lalu dijual di forum gelap dengan harga puluhan juta rupiah.

Tapi, anehnya, hasil dari semua aksinya itu bukan buat foya-foya. Uang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, menafkahi keluarga.

Fakta Mengejutkan: Hacker Otodidak Bisa Selevel Profesional

Belajar dari Internet

Banyak yang kaget dengan pernyataan polisi bahwa WFT ini bukan ahli IT. Dia hanya otodidak, nongkrong di depan komputer setiap hari. Tidak ada mentor, tidak ada dosen, tidak ada kursus resmi.
Yang dia punya cuma rasa penasaran dan keuletan untuk mengulik sistem.

One Man Show

Menurut polisi, semua aksinya dilakukan sendirian. Tidak ada tim, tidak ada sindikat besar di belakangnya. Semua peretasan dilakukan dari kamar pribadinya, hanya ditemani laptop dan jaringan internet.

Hal ini seolah membuktikan betapa rapuhnya sistem keamanan data di Indonesia. Kalau seorang anak muda otodidak bisa membobol sistem, apa kabar kalau yang main hacker profesional kelas dunia?


Reaksi Publik: Dari Kagum sampai Ketakutan

Di media sosial, kasus ini langsung trending. Ada yang kagum dengan kemampuan WFT, ada juga yang takut sekaligus marah karena data pribadinya mungkin ikut bocor.

Beberapa komentar warganet bahkan bilang, “Kalau anak ini diarahkan ke jalan yang benar, mungkin bisa jadi programmer top atau ahli cyber security hebat.”

Namun tentu saja, aksi kriminal tetaplah aksi kriminal. Nggak peduli sehebat apapun skill yang dimiliki, kalau dipakai buat merugikan orang banyak, ujung-ujungnya ya tetap berurusan sama hukum.

Baca Juga  Pemuda di Situbondo Digerebek Polisi Ketauan Main Judi Online

Dark Web: Dunia Gelap yang Menggiurkan

Apa Itu Dark Web?

Dark web bukan cuma tempat buat orang iseng. Ini adalah bagian dari internet yang tidak bisa diakses lewat browser biasa. Perlu software khusus seperti Tor untuk bisa masuk ke dalamnya.
Di sinilah transaksi ilegal sering terjadi: narkoba, senjata, hingga jual beli data pribadi.

Bisnis Data yang Menguntungkan

Buat orang awam, data mungkin cuma angka atau identitas. Tapi di dark web, data adalah komoditas yang sangat mahal.
Nomor rekening, alamat, nomor telepon, bahkan catatan transaksi bisa dihargai jutaan rupiah per paket.

WFT diduga ikut memanfaatkan celah ini. Dengan menjual data jutaan nasabah, ia bisa mengantongi uang puluhan juta dalam sekali transaksi.


Apakah WFT Benar “Bjorka” Asli?

Polisi sendiri masih ragu apakah WFT ini benar-benar sosok Bjorka 2020 yang sempat bikin geger Indonesia.
AKBP Vian Yunus menegaskan, “Di dunia siber ada istilah everybody can be anybody.”

Artinya, identitas di dunia maya itu cair. Siapa saja bisa mengaku sebagai siapa pun. Jadi, apakah WFT ini Bjorka asli atau hanya pengikut yang menghidupkan kembali nama tersebut, masih jadi tanda tanya besar.


Dampak Kasus Ini: Keamanan Data di Indonesia Dipertanyakan

Kasus ini menyisakan pertanyaan besar. Bagaimana mungkin sistem keamanan bank swasta bisa dibobol dengan relatif mudah oleh hacker otodidak?
Apakah sistem IT di Indonesia masih lemah?

Kalau benar seorang pemuda tanpa gelar aja bisa menembus sistem, maka bukan tidak mungkin ada ratusan hacker lain yang sudah melakukan hal serupa tanpa ketahuan.


Masa Depan WFT: Dari Hacker ke Penjara atau Ahli IT?

Sekarang WFT sudah ditahan. Nasibnya akan ditentukan oleh proses hukum yang berjalan. Tapi pertanyaannya, apakah semua skill yang dia punya akan berakhir sia-sia di balik jeruji?
Atau mungkin suatu saat dia bisa diarahkan jadi ahli IT yang membantu pemerintah menutup celah keamanan?

Baca Juga  Geng Motor Subang Keroyok Siswa SMP

Kutipan Terpilih

  1. “Penangkapan ini dilakukan oleh jajaran Subdit 4 Direktorat Reserse Siber terkait pembobolan data nasabah bank swasta dengan jumlah mencapai jutaan,” — AKB Pereional.
  2. “WFT bukan ahli IT, bahkan tidak lulus SMK, tapi belajar otodidak dari komunitas online,” — AKBP Vian Yunus.
  3. “Di dunia siber ada istilah everybody can be anybody,” — AKBP Vian Yunus.

Ironi Hacker Lokal

Cerita WFT alias Bjorka ini adalah ironi. Seorang anak muda yang awalnya cuma iseng belajar komputer akhirnya bisa membobol sistem bank besar. Sayangnya, alih-alih jadi jembatan menuju masa depan cerah, kemampuan itu justru menyeretnya ke penjara.

Kasus ini sekaligus jadi pengingat betapa pentingnya keamanan data. Jangan sampai orang-orang dengan kemampuan seadanya pun bisa menembus sistem yang seharusnya kokoh.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *