jaklamer – Sejak Januari 2025, Ditlantas Polda Metro Jaya resmi menghapus tilang manual dan menggantinya dengan sistem elektronik bernama Cakra Presisi. Sistem ini diharapkan bisa meningkatkan transparansi dalam penegakan hukum lalu lintas serta mengurangi praktik pungli yang selama ini menjadi masalah dalam tilang manual. Dengan adanya sistem baru ini, notifikasi tilang akan dikirimkan langsung ke nomor WhatsApp pengendara, tanpa perlu ada interaksi langsung dengan petugas di lapangan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang sistem Cakra Presisi, cara kerjanya, manfaatnya bagi masyarakat, serta dampaknya terhadap sistem transportasi di Indonesia.
Latar Belakang Penghapusan Tilang Manual
Tilang manual selama ini telah menjadi sistem utama dalam menegakkan aturan lalu lintas di Indonesia. Namun, metode ini tidak lepas dari berbagai tantangan, antara lain:
- Potensi Penyalahgunaan Wewenang: Tidak jarang ditemukan kasus di mana oknum petugas menyelewengkan tilang sebagai alat pungutan liar.
- Interaksi Langsung yang Memakan Waktu: Tilang manual sering kali menyebabkan kemacetan akibat proses pencatatan dan pembayaran denda yang kurang efisien.
- Kurangnya Transparansi: Masyarakat sering merasa bahwa sistem tilang manual kurang adil, terutama ketika terjadi perbedaan pemahaman antara petugas dan pengendara.
Dengan alasan-alasan tersebut, Ditlantas Polda Metro Jaya akhirnya memutuskan untuk menggantinya dengan sistem yang lebih modern dan berbasis teknologi.
Apa Itu Cakra Presisi?

Cakra Presisi adalah sistem tilang elektronik yang menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan jaringan pengawasan CCTV untuk menangkap pelanggaran lalu lintas secara otomatis. Sistem ini akan mengirimkan bukti pelanggaran langsung ke nomor WhatsApp pengendara yang terdaftar, beserta informasi tentang jenis pelanggaran dan besaran denda yang harus dibayar.
Sistem ini dikembangkan untuk memastikan bahwa setiap pelanggaran dapat didokumentasikan secara transparan dan minim manipulasi.
Cara Kerja Cakra Presisi

1. Identifikasi Pelanggaran melalui CCTV
Cakra Presisi menggunakan CCTV canggih yang dipasang di berbagai titik strategis untuk mendeteksi pelanggaran lalu lintas. Kamera ini terhubung langsung dengan database kendaraan bermotor yang dikelola oleh kepolisian.
2. Verifikasi dan Pengolahan Data
Setiap rekaman yang terdeteksi oleh sistem akan dianalisis menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Sistem ini mampu mengenali jenis pelanggaran seperti:
- Melanggar rambu lalu lintas
- Melebihi batas kecepatan
- Tidak mengenakan helm bagi pengendara motor
- Tidak mengenakan sabuk pengaman bagi pengemudi mobil
- Menggunakan ponsel saat berkendara
3. Pengiriman Notifikasi Tilang
Setelah pelanggaran terverifikasi, sistem akan secara otomatis mengirimkan notifikasi ke nomor WhatsApp pemilik kendaraan yang terdaftar. Notifikasi ini berisi:
- Foto dan video pelanggaran
- Jenis pelanggaran yang dilakukan
- Nominal denda yang harus dibayarkan
- Link untuk melakukan pembayaran tilang
4. Pembayaran Denda dan Konsekuensi bagi Pelanggar
Pengendara yang menerima tilang elektronik dapat membayar denda melalui aplikasi perbankan atau layanan pembayaran digital lainnya. Jika denda tidak dibayarkan dalam jangka waktu tertentu, pelanggar dapat dikenai sanksi tambahan, seperti:
- Pemblokiran STNK
- Pembatasan akses ke layanan publik tertentu
- Kendaraan tidak dapat diperpanjang pajaknya
Manfaat Penerapan Cakra Presisi
1. Mengurangi Interaksi Langsung dengan Petugas
Dengan sistem ini, pengendara tidak perlu lagi berurusan langsung dengan petugas di jalan, sehingga mengurangi potensi penyalahgunaan wewenang.
2. Meningkatkan Efisiensi dalam Penegakan Hukum
Karena proses tilang berlangsung secara otomatis, pelanggaran dapat terdeteksi dan ditindak lebih cepat dibandingkan dengan metode manual.
3. Meningkatkan Kesadaran dan Kedisiplinan Pengendara
Masyarakat akan lebih berhati-hati dalam berkendara karena mereka tahu bahwa setiap pelanggaran akan tercatat dan mendapatkan sanksi.
4. Transparansi yang Lebih Baik
Karena bukti pelanggaran dikirim dalam bentuk foto dan video, masyarakat tidak dapat lagi berargumen bahwa mereka tidak melakukan pelanggaran.
Tantangan dalam Implementasi Cakra Presisi
Meskipun sistem ini membawa banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang mungkin muncul dalam penerapannya, antara lain:
1. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi
Untuk mengoperasikan sistem ini, diperlukan jaringan CCTV yang luas serta sistem pemrosesan data yang andal. Pemerintah perlu memastikan bahwa seluruh kota memiliki infrastruktur yang memadai.
2. Keakuratan Identifikasi Kendaraan
Sistem ini sangat bergantung pada keakuratan data kendaraan. Oleh karena itu, pemilik kendaraan harus memastikan bahwa nomor kendaraan dan data kepemilikan sudah terdaftar dengan benar di sistem kepolisian.
3. Keberatan dari Masyarakat
Tidak semua orang terbiasa dengan sistem digital. Ada kemungkinan beberapa masyarakat merasa kesulitan dalam menerima dan membayar tilang secara elektronik.
Integrasi Cakra Presisi dengan Sistem Lain
Untuk meningkatkan efektivitasnya, Cakra Presisi akan terhubung dengan berbagai layanan publik, seperti:
- E-Parking: Kendaraan yang memiliki tunggakan tilang tidak dapat menggunakan fasilitas parkir di area tertentu.
- E-Pertamina: Pembelian bahan bakar bisa dibatasi bagi kendaraan yang belum menyelesaikan kewajiban tilangnya.
- Samsat Digital: Proses perpanjangan STNK dan pajak kendaraan akan memerlukan konfirmasi bahwa tidak ada tilang yang belum dibayarkan.
Rangkuman Bang @cino
Penerapan Cakra Presisi oleh Ditlantas Polda Metro Jaya merupakan langkah besar dalam modernisasi sistem penegakan hukum lalu lintas di Indonesia. Dengan menggantikan tilang manual, sistem ini menawarkan solusi yang lebih transparan, efisien, dan minim penyalahgunaan.
Meskipun masih ada tantangan dalam implementasinya, sistem ini berpotensi untuk mengubah budaya berkendara di Indonesia menjadi lebih disiplin dan tertib. Masyarakat diharapkan bisa segera beradaptasi dengan sistem baru ini agar dapat menikmati manfaatnya secara maksimal.
Dengan semakin majunya teknologi, harapan untuk menciptakan lalu lintas yang lebih aman dan tertib bukan lagi sekadar impian, melainkan sebuah kenyataan yang semakin dekat.