Thu. Jan 23rd, 2025

Ribuan Santri Geruduk Mapolda DIY: Tuntut Hukum Tuntas untuk Kasus Penusukan!

Ribuan Santri Geruduk Mapolda DIY
Ribuan Santri Geruduk Mapolda DIY
71 / 100

jaklamer – yogyakarta, Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun ke jalan pada Selasa (29/10/2024) untuk menggelar aksi damai di kawasan Mapolda DIY. Aksi ini dipicu oleh kejadian penganiayaan dan penusukan yang dialami oleh seorang santri Pondok Pesantren al-Munawwir di Krapyak. Para santri, bersama dengan berbagai elemen masyarakat, mendesak pihak kepolisian untuk segera menuntaskan kasus ini serta menangkap pelaku yang terlibat dalam kejadian tragis tersebut.

Ketua GP Ansor DIY, Abdul Muiz, yang juga bertindak sebagai koordinator aksi, mengungkapkan bahwa para santri merasa geram atas kejadian ini, terlebih karena santri yang menjadi korban merupakan sasaran salah dari para pelaku yang berada di bawah pengaruh minuman keras (miras). Kasus ini menunjukkan bahwa peredaran miras semakin meresahkan masyarakat dan mendorong terjadinya tindak kriminal yang merugikan, bahkan menelan korban jiwa.


Tuntutan Tegas Terhadap Pihak Kepolisian

Tuntutan Tegas Terhadap Pihak Kepolisian atas kasus penusukan santri
Tuntutan Tegas Terhadap Pihak Kepolisian atas kasus penusukan santri

Abdul Muiz, dalam orasinya, mengungkapkan bahwa aksi ini bukan sekadar unjuk rasa, melainkan merupakan wujud keprihatinan atas maraknya peredaran miras di DIY. Dia menegaskan, “Tidak ada tempat bagi kekerasan di masyarakat, dan kami tidak akan tinggal diam hingga semua pelaku menerima hukuman yang setimpal.” Dalam kesempatan itu, Muiz juga menyampaikan sejumlah poin penting terkait tuntutan aksi, yang meliputi:

  • Pengusutan Tuntas Kasus Penganiayaan dan Penusukan: Para santri meminta pihak kepolisian untuk tidak hanya menindak para pelaku, tetapi juga menyelidiki pihak-pihak yang terlibat dalam peredaran miras, mengingat pelaku penusukan diduga berada dalam pengaruh alkohol saat kejadian.
  • Evaluasi Peraturan Daerah tentang Miras: Mereka mendesak pemerintah daerah untuk mengevaluasi dan memperketat peraturan yang mengatur peredaran miras demi menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
  • Jaminan Keamanan Lingkungan: Para peserta aksi menuntut kepolisian agar bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat, khususnya bagi santri dan warga di sekitar lingkungan pesantren.
Baca Juga  Mengungkap Kontroversi OCCRP: Donatur, Daftar Tokoh Terkorup, dan Reaksi Publik

Muiz juga menekankan bahwa jika tuntutan mereka diabaikan, maka hilangnya kepercayaan terhadap aparatur negara bisa memicu tindakan yang tidak diinginkan, di luar koridor hukum.


Kronologi Kasus Penusukan Santri di DIY

Kasus yang memicu aksi damai ini terjadi di Perempatan Jalan Parangtritis-Prawirotaman, Brontokusuman, Kota Yogyakarta, pada Rabu (23/10/2024). Pada malam itu, santri dari Pondok Pesantren al-Munawwir yang sedang melintas tiba-tiba menjadi korban salah sasaran dari sekelompok orang yang diduga berada di bawah pengaruh miras. Insiden ini tidak hanya mengakibatkan luka-luka serius bagi korban, tetapi juga memicu kemarahan dan keprihatinan yang mendalam di kalangan santri dan masyarakat DIY.

Dalam beberapa hari setelah kejadian, Polresta Jogja berhasil mengamankan lima orang terduga pelaku. Namun, pihak kepolisian masih memburu beberapa pelaku lainnya yang hingga kini belum tertangkap. “Masih ada yang kita kejar,” ujar Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Darma, saat dihubungi wartawan pada Minggu (27/10/2024).


Aksi Damai Menolak Miras dan Kekerasan

Aksi Damai Santri Menolak Miras dan Kekerasan
Aksi Damai Santri Menolak Miras dan Kekerasan

Aksi damai yang diikuti oleh ribuan santri ini dimulai sejak pagi, dengan para peserta berkumpul di sekitar Polda DIY. Para santri, yang mengenakan seragam putih dengan bawahan hitam, berjalan menuju lokasi aksi sambil membawa berbagai atribut seperti bendera Indonesia, bendera Nahdlatul Ulama (NU), dan spanduk berisi pesan damai serta tuntutan mereka. Aksi ini diikuti pula oleh anggota Banser, GP Ansor, serta para ustaz dan ustazah yang ikut hadir untuk menunjukkan solidaritas.

Meskipun melibatkan ribuan peserta, aksi damai ini berlangsung tertib dan tanpa insiden. Para santri juga menyuarakan penolakan terhadap peredaran miras di DIY, dengan harapan agar tindakan kriminal seperti penganiayaan dan penusukan santri tidak terulang kembali. Selain menyuarakan penolakan, para peserta aksi juga melaksanakan doa bersama sebagai bentuk dukungan moral bagi korban dan keluarganya, serta memohon agar kasus ini bisa diselesaikan secara adil.

Baca Juga  Resmi Bea Balik Nama Kendaraan Bekas Dihapus di Jakarta

Dampak Aksi Terhadap Kondisi Lalu Lintas

Karena aksi damai ini melibatkan ribuan orang, sejumlah ruas jalan utama di Yogyakarta harus ditutup dan dialihkan sementara. Pihak kepolisian lalu lintas dengan sigap mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan yang parah. Meski demikian, antusiasme para santri tidak surut; mereka tetap berdatangan dan mengikuti aksi dengan tertib.


Pentingnya Penegakan Hukum dan Pengawasan Terhadap Miras

Kasus penganiayaan ini membuka mata masyarakat akan dampak negatif dari peredaran miras yang tidak terkendali. Peristiwa ini memicu seruan kepada pemerintah dan pihak berwenang untuk meninjau ulang regulasi terkait miras. Bagi para santri, miras bukan hanya barang yang merusak kesehatan, tetapi juga bisa menjadi pemicu tindakan kriminal yang mengancam keamanan masyarakat. Oleh sebab itu, tindakan tegas terhadap peredaran miras menjadi salah satu tuntutan utama dalam aksi damai ini.


Solidaritas dan Harapan Akan Perubahan

Dukungan yang ditunjukkan oleh ribuan santri dalam aksi ini bukan hanya wujud solidaritas bagi sesama santri yang menjadi korban, tetapi juga menunjukkan harapan masyarakat agar pemerintah dapat menindak tegas setiap pelaku tindak kriminal. Para santri dan masyarakat menuntut agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan. Dengan adanya pengawasan ketat terhadap peredaran miras, masyarakat berharap DIY bisa menjadi wilayah yang aman dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat.


Tanggapan Masyarakat Terhadap Aksi Damai Para Santri

Aksi damai para santri ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat. Mereka menganggap bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian santri terhadap keamanan lingkungan, serta sebagai bukti bahwa masyarakat bisa bergerak bersama untuk menuntut keadilan. Banyak warga berharap agar tuntutan para santri ini mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian dan pemerintah daerah.

Baca Juga  Polisi Selidiki Kebakaran Speedboat Cagub Malut: Apa yang Terjadi di Taliabu?

Pengusutan Kasus Kekerasan dan Evaluasi Peredaran Miras Demi Keamanan Masyarakat

Kasus penganiayaan dan penusukan yang menimpa santri di DIY telah menjadi perhatian luas. Ribuan santri yang ikut serta dalam aksi damai ini menuntut agar pemerintah dan pihak berwenang segera menuntaskan kasus ini dengan adil serta mengambil langkah-langkah konkret untuk mengawasi peredaran miras. Harapan terbesar para santri dan masyarakat adalah agar kejadian serupa tidak lagi terulang dan Yogyakarta tetap menjadi wilayah yang aman untuk semua.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *