Teror Mencekam di Tengah Proses Hukum Guru Supriani: Mobil Dinas Camat Baito Ditembak
Kasus hukum yang melibatkan Supriani, seorang guru honorer di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, terus memanas. Setelah sidang kedua yang berlangsung di Pengadilan Negeri Konawe, sebuah peristiwa mengejutkan terjadi. Mobil dinas berplat merah yang kerap digunakan Supriani diduga ditembak oleh orang tak dikenal, sebuah kejadian yang dianggap sebagai teror. Kejadian ini menambah kompleksitas proses hukum dan semakin menarik perhatian masyarakat serta dukungan dari rekan-rekan guru.
Dugaan Teror terhadap Guru Supriani di Konawe Selatan
Kronologi teror tersebut terjadi setelah Supriani menjalani sidang kedua atas tuduhan penganiayaan murid, yang juga anak dari seorang polisi setempat. Pada saat kejadian, mobil dinas camat yang berplat merah dengan nomor polisi DT 1069 H dikemudikan oleh Herman, seorang kepala desa di Kecamatan Baito. Insiden ini dilaporkan terjadi di tengah perjalanan mereka menuju kantor kecamatan setelah meninggalkan pengadilan.
Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kaca sebelah kiri mobil mengalami kerusakan dan retak hingga nyaris berlubang. Beberapa pihak menduga hal ini sebagai bentuk intimidasi dan teror yang mengarah pada Supriani, yang saat ini sedang menghadapi proses hukum yang ketat.
Polisi Selidiki Pelaku Penembakan Mobil Dinas
Pihak kepolisian telah melakukan investigasi awal di tempat kejadian perkara (TKP) dan berjanji untuk segera menindaklanjuti kasus ini. Kepala Desa Herman yang mengemudikan mobil tersebut sempat melaporkan bahwa ada kerusakan pada bagian kaca, namun ia tidak dapat memastikan apa yang menjadi penyebab pasti dari keretakan tersebut.
Menyikapi hal ini, polisi melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk memeriksa jenis proyektil atau benda keras yang diduga menjadi penyebab kerusakan. Namun hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai dugaan pelaku atau motif yang mendasari tindakan ini.
Reaksi Tim Hukum Supriani dan Langkah Pengamanan Lebih Lanjut
Andri Darmawan, pengacara Supriani, mengatakan bahwa sejak kliennya keluar dari Lapas Perempuan Kendari, ia merasa khawatir akan keselamatan Supriani yang dianggap rentan menghadapi intimidasi atau tindakan teror lainnya. Pihak kecamatan bahkan memfasilitasi Supriani untuk tinggal sementara di rumah jabatan camat, demi menjamin keamanan selama masa persidangan.
Andri juga menyampaikan bahwa keamanan Supriani adalah prioritas utama, terutama setelah insiden ini. “Kami berterima kasih kepada pemerintah Kecamatan Baito yang telah memberikan tempat yang aman bagi Bu Supriani selama menjalani proses hukum ini,” ujar Andri.
Dukungan Solidaritas dari PGRI dan Para Guru di Sulawesi Tenggara
Kasus Supriani telah memicu gerakan solidaritas yang kuat dari kalangan guru, khususnya yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Sulawesi Tenggara. Ribuan guru bahkan menggelar aksi solidaritas dengan mengawal jalannya sidang, membawa spanduk yang berisi seruan untuk membebaskan Supriani, dan memastikan dukungan mereka terlihat di berbagai media sosial.
PGRI menilai bahwa penanganan kasus ini sangat meresahkan, terutama jika terbukti bahwa teror yang diterima Supriani bermotif untuk menekan jalannya persidangan atau membungkam kebenaran yang hendak disampaikan.
Langkah Hukum dan Perlindungan bagi Guru Honorer
Kasus yang dialami Supriani juga menyoroti pentingnya perlindungan hukum bagi guru honorer di Indonesia, khususnya yang sering berada dalam situasi rentan saat melakukan tugas pendidikan. Terlebih lagi, insiden penembakan ini menambah urgensi untuk memperkuat perlindungan keamanan, baik secara fisik maupun hukum, bagi guru yang sering menghadapi tantangan sosial dan hukum dalam menjalankan profesi mereka.
Tim pengacara Supriani, bersama dengan bantuan hukum Hotman Paris yang sebelumnya terlibat, menyatakan akan menuntut penanganan yang adil atas kasus ini. Mereka berharap kejadian teror ini tidak akan mengganggu proses hukum yang sedang berlangsung dan keadilan tetap ditegakkan.
Respons Pemerintah Daerah terhadap Insiden Teror
Pemerintah Daerah Konawe Selatan menyatakan keprihatinannya atas insiden yang menimpa Supriani dan berjanji akan mengawal proses hukum ini dengan baik. Pemerintah juga berjanji akan memperhatikan keselamatan Supriani, sekaligus mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
Insiden teror terhadap Supriani
Insiden teror terhadap Supriani semakin memperlihatkan kompleksitas proses hukum yang ia hadapi. Dengan adanya dukungan dari masyarakat dan rekan-rekan guru, serta jaminan keamanan dari pemerintah setempat, diharapkan proses hukum dapat berjalan dengan lancar dan adil. Kasus ini juga menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan hukum bagi profesi guru yang sering kali berada dalam posisi rentan.